KKPNews, Mamuju – Memperingati Hari Laut Sedunia, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bersama Gubernur Sulawesi Barat H.M Ali Baal Masdar melakukan penanaman (transplantasi) karang guna memulihkan ekosistem terumbu karang di Pulau Popoongan, Mamuju, Sulawesi Barat.
Menteri Edhy melakukan transplantasi karang yang telah diberikan tagging nama beberapa pejabat yang hadir dan secara bergantian menempatkannya ke atas rak transplantasi ukuran 1 x 1 meter.
Dalam sambutannya, Menteri Edhy menekankan bahwa terumbu karang merupakan salah satu ekosistem laut yang sangat penting bagi kehidupan manusia sehingga perlu dijaga dan dilestarikan agar terus memberikan manfaat bagi penghidupan masyarakat pesisir dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
“Terumbu karang ada di daerah kita. Dengan terumbu karang yang terawat oksigen akan lahir dengan besar. Kalau kita menanam satu terumbu karang sama saja dengan menanam 20 pohon,” jelas Edhy.
Di Pulau Popongan, Menteri Edhy tak lupa mengingatkan kepada yang hadir bahwa tanggal 8 Juni adalah Hari Kelautan Sedunia (World Ocean Day).
“Kenapa kita harus memperingati Hari Laut Sedunia? Indonesia adalah salah satu negara dari tidak banyak negara yang memiliki laut di tengah halamannya. Kalau kita lihat India, tidak ada di tengah negaranya itu lautan. Kalo kita lihat Eropa banyak negara Eropa, di tengahnya tidak memiliki laut. Bahkan pantainya saja tidak punya. Negara Indonesia adalah negara yang lautannya terbesar. Di tengah halamannya adalah laut,” tegasnya lagi.
“Laut menjadi penting, karena di sinilah tempat kehidupan, yang menjadi tempat kita mencari makan, makan anak-anak kita. Kenapa Laut perlu kita jaga? karena secara tidak langsung apa yang terjadi di laut seperti di Sulawesi Barat ini, akan berdampak langsung atau tidak langsung bagi Pulau Jawa, Kalimantan, bahkan di seluruh dunia,” pesannya.
Melanjutkan keterangan Menteri Kelautan dan Perikanan, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) Aryo Hanggono menjelaskan bahwa penanaman anakan karang ini diinisiasi oleh Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar, unit kerja di bawah Ditjen PRL.
“Terumbu karang di Pulau Popoongan sudah mulai rusak akibat abrasi, illegal fishing, ship grounding, dan anchoring (buang jangkar), sehingga perlu rehabilitasi dengan cara pengembangbiakkan karang yang cepat tumbuh, yaitu dengan propagasi atau transplantasi karang,” terang Aryo.
Aryo menambahkan Pulau Popoongan yang terletak di Mamuju adalah salah satu kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, yang memiliki sekitar 65 % tutupan lamun, sebagai makanan yang disukai oleh penyu-penyu yang setiap pagi hingga sore selalu ada di pulau ini.
“Penyu dan terumbu karang di Pulau Popoongan bisa menjadi daya tarik bagi turis untuk melihat secara langsung dengan snorkeling,” ujarnya.
Selain melakukan penanaman karang, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Pendayagunaan Pesisir (Dit. P4K) melakukan penanaman vegetasi pantai, yaitu penanaman cemara pantai sebanyak 200 bibit. Penanaman sebagai bagian dari mitigasi bencana pesisir dan pulau-pulau kecil.